Surabaya, 25 Agustus 2025 – Universitas Hang Tuah (UHT) menggelar kegiatan Peluncuran Buku Pedoman Penanganan dan Pencegahan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT) sekaligus sosialisasi implementasi PPKPT melalui insersing mata kuliah, Senin (25/8). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor UHT, Laksamana Muda (Purn) Dr. Ir. Avando Bastari, M.Phil., M.Tr.Opsla., IPM., ASEAN Eng., serta dihadiri para Wakil Rektor I, II, dan III.

Ketua Satgas PPKS UHT, Dr. Weni Endahing Warni, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Satgas yang sebelumnya telah melaksanakan berbagai upaya sosialisasi, mulai dari talk show, seminar, hingga integrasi materi PPKPT dalam Program Pengenalan Mahasiswa Baru (Maba). Sosiaslisasi PPKPT dilakukan secara luas pada semua unsur di Perguruan Tinggi yaitu pimpinan universitas, dosen, tendik, dan mahasiswa.

Dalam amanatnya, Rektor UHT menyampaikan bahwa kehadiran buku panduan PPKPT merupakan langkah strategis universitas untuk memperkuat kapasitas kelembagaan sekaligus menjadi pedoman praktis dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan.
“Kekerasan di lingkungan kampus bukan hanya mencederai nilai kemanusiaan, tetapi juga mengancam esensi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui Satgas PPKPT, Universitas Hang Tuah ingin memastikan bahwa seluruh sivitas akademika memiliki ruang belajar yang sehat, bermartabat, dan berwawasan humanis,” tegas Rektor.
Lebih lanjut, integrasi PPKPT ke dalam mata kuliah dinilai sebagai inovasi penting untuk memperluas kesadaran mahasiswa mengenai isu kekerasan, baik dalam bentuk fisik, psikis, seksual, diskriminasi, maupun intoleransi. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya memahami konsep pencegahan, tetapi juga terampil dalam mengenali, mencegah, dan merespons potensi kekerasan.
Rektor juga mengapresiasi kerja keras Tim Satgas PPKPT UHT yang telah menyusun pedoman komprehensif ini. Rektor berharap seluruh dosen dan tenaga kependidikan dapat menjadi teladan dalam mengimplementasikan prinsip anti kekerasan, sekaligus mendorong mahasiswa agar berani bersuara, kritis terhadap ketidakadilan, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Acara ditutup dengan pesan moral bahwa momentum sosialisasi ini harus menjadi titik awal penguatan komitmen bersama Universitas Hang Tuah untuk membangun kampus yang berintegritas, inklusif, dan bebas dari kekerasan.